Pendidikan agama adalah cara
yang baik dan efisien untuk menanamkan akhlak yang mulia dan
mengajarkan budi pekerti yang halus pada seseorang. Karena agama dengan
pengaruhnya yang kuat terhadap jiwa
seseorang dapat membentuk mental yang luhur dan membangkitkan naluri
yang peka dalam dirinya, naluri maan akan menjadi pengontrol bagi tindak
tanduknya, pendorong untuk beramal saleh dan pencegah dari
perbuatan-perbuatan yang tidak patut.
Kepekaan naluri dan kesadaran jiwa yang demikian itu merupakan intisari dan hakikat iman serta bibit aqidah yang mantap. Bersabda Rasulullah saw. tatkala ditanya tentang tanda-tanda iman oleh para sahabatnya:
إذا ساءتك سيّئتك وسرّتك حسنتك فأنت مؤمت.
“Jika engkau merasa resah karena berbuat dosa dan merasa puas dan senang
karena berbuat kebaikan, maka engkau adalahseorang mu’min.”
Kesadaran jiwa dan kepekaan naluri itu juga menandakan hamda Allah meridhai dan menghendaki kebaikan bagi seseorang hamba-Nya.
Bersabda Rasulullah saw.:
إذااراد الله بالعبد خيرا جعل له واعظا من نفسه.
“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba-Nya, maka dibangkitkanlah pada dirinya naluri pengingat.” (Rw. Ad-Dailami).
Tabiat dan watak yang baik selalu menjurus ke jurusan yang baik dan
enggan menyimpang dari jurusan dan tujuan baik itu. Rasulullah saw.
bersabda:
ألبرّ مااطمأنّ إليه القلب واطمأنّت إليه النّفس، والاثم ماحاك فى النّفس وتردّ د فى الصّدر وكرهت أن يطّلع عليه النّاس.
“Amal kebajikan ialah amal yang diterima oleh hati dan jiwa dengan
tenteram dan puas, sedang dosa dan maksiat ialah apa yang beruneg-uneg
(risau) di dalam dada dan engkau tidak suka diketahui orang.”
Memperkembangkan naluri yang peka dan mulia, dapat dicapai dengan
pelajaran dan latihan sejak waktu kecil dengan melakukan
kewajiban-kewajiban agama dan perintah-perintah Tuhan, yang bersifat
pribadi perorangan maupun yang bersifat sosial dan kemasyarakatan.
Bersabda Rasulullah saw.:
مروااولادكم بالصّلاة لسبع واضربوهم عليها لعشر وفرّقوا بينهم فى المضاجع.
“Perintahkanlah anak-anakmu melakukan shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah mereka bila
meninggalkan shalat pada usia sepuluh tahun dan pisahkanlah
tempat-tempat tidur mereka.” (Yakni di antara anak laki dan perempuan).
Sabda Rasulullah saw.:
إنّماالعلم بالتّعلّم والحل بالتّحلّمم.
“Sesungguhnya ilmu itu dapat dicapai dengan belajar, dan “hil’,” (murah hati sudi memberi ampun) dengan melatih diri berbuat demikian”.
0 komentar :
Posting Komentar